Widget HTML Atas

Makna Konotasi Menebak Siapa Juara

Partai final prematur tersaji saat Persib Bandung bertamu ke markas Pusamania Borneo FC di leg pertama babak delapan besar Piala Presiden, Minggu (20/9). Pada laga pertandingan yang digelar di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (20/9), Persib dan PBFC sudah bermain terbuka sejak menit awal. Persib lebih dulu unggul lewat gol cepat di menit keenam oleh Ilija Spasojevic. Keunggulan Persib tersebut tak berlangsung lama, sebab Borneo FC langsung menggebrak pertahanan 'Maung Bandung'. Gol Arpani melalui tendangan jarak jauhnya menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di menit ke 11.

Di babak kedua PBFC langsung tampil menekan. Lini tengah Persib dibuat tak berkutik setelah masuknya Ferinando Pahabol. Di menit ke 69, Boaz Salossa akhirnya mencetak gol, setelah menerima umpan dari Terens Puhiri. Boaz berhasil menambah golnya sebelum Persib memperkecil skor akhir lewat gol Vladimir Vujovic di menit ke 81.

Berkenaan dengan "final prematur" tersebut, saya berkesempatan mewawancarai pelatih tim Maung Bandung, Coach Djanur (Djajang Nurjaman).
Berikut wawancaranya:

"Selamat pagi, coach...
Pertandingan tadi berlangsung seru, menarik, dan ketat sekali. Bagaimana pendapat Anda mengenai pertandingan tadi?"

"Selamat kepada PBFC. Sebenarnya kami bisa saja menyamakan kedudukan bila handball di kotak penalti diberikan buat Persib"

"Bagaimana menurut Anda permainan tim Anda dan bagaimana kans di leg kedua nanti?"

"Sebenarnya kita tidak tampil buruk. ‎Bisa mengimbangi di babak pertama Pertandingan akan makin seru di leg kedua nanti."

"Menurut prediksi Anda, tim manakah yang bakal menjuarai Piala Presiden tahun ini?"

"Rasanya masih terlalu pagi untuk membicarakan siapa yang bakal juara Piala Presiden...."

"Oh, maaf, Coach. Kalau begitu, saya akan tanya lagi nanti kalau sudah siang....."

Hhehehe.....
Dalam B.Indonesia, terkadang kita menemui kalimat yang 'tidak biasa'. Ya, kalimat berkonotasi (konotasi=kiasan). Kalimat yang seperti itu merupakan kalimat 'gaya' dan permainan bahasa dari penuturnya. Tidak bisa diartikan sebagaimana apa adanya, tapi harus dimaknai sebagai 'cara pengungkapan lain' dari pengungkapan biasa. Lebih keren 'kan kalau kita menyebut "bulan" dengan kata "sang dewi malam"? Atau lebih sopan "kupu-kupu malam" ketimbang "pelacur"? Atau yang ini "sogokan" diganti dengan "amplop"?
"Terlalu pagi untuk membicarakan..." maksudnya adalah "Terlalu cepat untuk membicarakan..."
Saat ini, Piala Presiden 2015 sedang jeda untuk leg kedua babak perempatfinal. Delapan tim sedang berjuang untuk meraih kampiun turnamen tahun ini.

Lebih lanjut, kalimat berkonotasi itu disebut juga majas (gaya bahasa).

Sumber berita: detik
.
Jika berkenan mohon bantu subscribe channel admin, makasiiiihh!!