Widget HTML Atas

Contoh Soal Menentukan Unsur Kebahasan Teks Ulasan

Simak kutipan teks ulasan film berikut!
Film Dilan 1990 merupakan film yang sukses menjadi film Indonesia kedua terlaris sepanjang masa. Dalam data terbaru yang dikeluarkan, Sabtu (10/2), selama kurun dua minggu lebih sejak tayang perdana pada 25 Januari 2018, Dilan 1990 telah membuat baper 6,4 juta penonton.

Disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq, Dilan 1990 dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Giulio Parengkuan, Omara Esteghlal, Teuku Rifnu Wikana, Happy Salma, Ira Wibowo, dan Farhan.
Manisnya kisah cinta remaja SMA menjadi suguhan utama dalam film Dilan 1990 yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Pidi Baiq. Film yang berlatar di Kota Bandung pada awal 1990 ini memberi gambaran awal mula kisah asmara Dilan dan Milea.

Dikisahkan, Milea (Vanesha Prescilla) bertemu dengan Dilan (Iqbaal Ramadhan) di sebuah SMA di Bandung. Itu adalah tahun 1990, saat Milea pindah dari Jakarta ke Bandung. Dilan berupaya untuk mendekati Milea.
Perkenalan yang tidak biasa kemudian membawa Milea mulai mengenal keunikan Dilan lebih jauh. Dilan yang pintar, baik hati dan romantis, semua dengan caranya sendiri. Cara Dilan mendekati Milea tidak sama dengan teman-teman lelakinya yang lain, bahkan Beni, pacar Milea di Jakarta.

Tingkah tak terduga Dilan yang melancarkan rayuan-rayuan menggelitik membuat Milea mabuk kepayang. Milea yang mulai penasaran akhirnya jatuh cinta dengan pria yang awalnya ia anggap aneh.
Bagaimana tidak aneh, di awal perkenalan saja yang pertama yang diucap Dilan adalah ramalan pertemuan mereka kelak di kantin sekolah. Belum lagi hadiah ulang tahun berupa buku Teka-Teki Silang (TTS) yang sudah diisi penuh. Agar Milea tak pusing untuk mengisi, katanya.

Kala Milea sakit, Dilan malah mengirim tukang pijat alih-alih langsung datang menjenguknya. Namun hal-hal aneh itulah yang membuat Milea luluh dan terus merindukan Dilan, menanti suara telepon di rumah berdering hanya untuk mendengar suara di seberang yang gemar merayu.
Cara berbicara Dilan yang terdengar kaku, lambat laun justru membuat Milea kerap merindukannya jika sehari saja ia tak mendengar suara itu.

Perjalanan hubungan mereka tak selalu mulus. Beni, gank motor, tawuran, Anhar, Kang Adi, semua mewarnai perjalanan itu. Dan Dilan, dengan caranya sendiri, selalu bisa membuat Milea percaya ia bisa tiba di tujuan dengan selamat. Tujuan dari perjalanan ini, perjalanan mereka berdua.
Katanya, dunia SMA adalah dunia paling indah. Dunia Milea dan Dilan satu tingkat lebih indah daripada itu.

Film yang diarahkan oleh sutradara Fajar Bustomi dengan keterlibatan langsung dari sang empunya cerita, Pidi Baiq, membuat Dilan 1990 menjadi adaptasi yang cukup baik. Meski diakui sutradara ada beberapa adegan yang dipotong karena keterbatasan durasi, benang merah cerita tetap dapat diwujudkan.
Terlebih, kisah Dilan 1990 sendiri memang sudah memiliki cerita yang kuat. Dalam hal ini, penulis naskah Titien Wattimena patut diapresiasi yang mampu membawa dialog di film tetap memiliki jiwa seperti di novelnya.

Penggambaran kehidupan remaja di masa SMA pun masih terasa masuk akal. Dari tingkah nakal remaja yang membolos, berpakaian tidak rapi, memiliki konflik dengan guru atau teman sebaya dan lainnya.
Peran Iqbaal yang sebelumnya sempat diragukan dan menuai banyak reaksi negatif terbilang cukup berhasil menjelma sebagai Dilan. Pada beberapa adegan, Iqbaal mampu 'berbicara' sebagai karakter Dilan dengan baik. Aksinya dalam bermain lakon setidaknya dapat diterima, meskipun pada beberapa bagian awal masih terasa kaku.
Selain itu, debut Vanesha berakting juga memberi kesan yang baik. Dia mampu membawakan karakter Milea sesuai ekspektasi. Ekspresinya sebagai remaja yang polos pun tidak berlebihan. Melihat Vanesha berakting, membuat kita percaya peran Milea memang ditakdirkan untuknya.

Pendekatan untuk latar tahun 1990-an digambarkan cukup pas dengan suasana kota Bandung yang masih sepi sebelum dipadati kendaraan. Saat itu, pakaian dengan potongan longgar, rambut hitam tergerai, berkomunikasi lewat orang ketiga, surat, serta telepon sedang tren. Namun sayangnya, riasan para pemain yang diceritakan masih siswa SMA itu menjadi kelemahan film ini. Riasan wajah pemain terlihat berlebihan dan tidak natural.

Secara keseluruhan, film ini setidaknya terasa tepat untuk menjadi hiburan bagi para remaja dan hendaknya masih dapat dinikmati untuk sekadar bernostalgia.
"Jangan rindu, (rindu itu) berat. Kamu gak akan kuat. Biar aku saja..."

Soal Uraian (Essay):
1. Tentukan unsur kebahasaan teks ulasan tersebut yang menggunakan konjungsi penerang! Buktikan dengan menyertakan kutipan teksnya!
2. Tentukan unsur kebahasaan teks ulasan tersebut yang menggunakan konjungsi temporal! Buktikan dengan menyertakan kutipan teksnya!
3. Tentukan unsur kebahasaan teks ulasan tersebut yang menggunakan konjungsi penyebab! Buktikan dengan menyertakan kutipan teksnya!
4. Tentukan unsur kebahasaan teks ulasan tersebut yang menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi! Buktikan dengan menyertakan kutipan teksnya!

Posting Komentar untuk "Contoh Soal Menentukan Unsur Kebahasan Teks Ulasan"

.
Jika berkenan mohon bantu subscribe channel admin, makasiiiihh!!