Widget HTML Atas

Kata Bernilai Rasa Halus (Konotasi Halus) dan Bernilai Rasa Kasar (Konotasi Kasar)

Kata Bernilai Rasa Halus (Konotasi Halus) dan Bernilai Rasa Kasar (Konotasi Kasar)-- Kali ini kita membahas perbedaan kata-kata bernilai rasa halus dan kata-kata bernilai rasa kasar. Untuk memahami kata-kata bernilai rasa halus dan kata-kata bernilai rasa kasar, perhatikan contoh kalimat berikut:
a. (1) Istri pejabat itu mengelola yayasan yatim piatu.
(2) Bini pejabat itu mengelola yayasan yatim piatu.
b. (1) Kesehatan ibu dan anak harus diperhatikan sejak ibu hamil.
(2) Kesehatan ibu dan anak harus diperhatikan sejak ibu bunting.

Kata "istri" dan "bini" pada kalimat pertama (a)mempunyai makna yang sama, kata "istri" mempunyai nilai rasa lebih baik daripada kata "bini". Demikian pula kata "hamil" dan "bunting" pada kalimat (b). Kata "hamil" mempunyai nilai rasa lebih halus dari pada kata "bunting".

Perhatikan pasangan kata berikut:
Bernilai rasa halus >< Bernilai rasa kasar
1. tuna karya >< pengangguran
2. tunawisma >< gelandangan
3. kurang pandai >< bodoh
4. pramuwisma >< pembantu rumah tangga
5. pramuniaga >< pelayan toko
6. meninggal / wafat >< mati

Untuk mengetahui makna kata-kata tersebut bernilai rasa halus atau bernilai kasar, apabila kata-kata itu diterapkan dalam kalimat atau konteks tertentu.
Simak juga video Kata Bernilai Rasa Halus (Konotasi Halus) dan Bernilai Rasa Kasar (Konotasi Kasar)

.
Jika berkenan mohon bantu subscribe channel admin, makasiiiihh!!