Widget HTML Atas

Hasil Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN F

Hasil Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN F-- Dalam kurun waktu 1,5 bulan (4 September hingga 16 Oktober), saya melakukan pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 di Klaster 4, 6, dan 7 Kabupaten Tabalong. Selama pendampingan itu, saya dan guru sasaran yang bersangkutan sama-sama mendapat pengalaman dan manfaat baik langsung maupun taklangsung bagi perbaikan kinerja guru, khusunya dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Terkait dengan hal ini, saya akan publikasikan hasil pendampingan saya agar bisa dijadikan bahan masukan bagi guru yang bersangkutan dan buat guru yang lain yang membaca posting ini. Namun, untuk menjaga privasi guru dan sekolah yang bersangkutan, saya tidak dapat mempublikasikan hal yang berkait dengan nama, lokasi, dan waktu (tanggal) pendampingan. Artikel inipun hanya memuat bagian 'Hasil Pendampingan' yang terdapat pada bab II laporan hasil pendampingan. Foto yang dipampang pun tidak menyertakan guru yang bersangkutan.
Siswa saat melabeli gambar Siswa saat presentasi
1. Kegiatan Pendampingan ON 1
Untuk penyusunan RPP, guru sasaran belum mencantumkan KD Keterampilan (KD 4). Langkah kegiatan pembelajaran dalam kegiatan inti belum didesain secara saintifik, masih ada istilah eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Maklum, saat IN 1, guru sasaran berhalangan hadir. Untuk penilaian sudah ada penilaian pengetahuan dan sikap, belum ada penilaian keterampilan. Untuk penilaian sikap, belum terdapat indikator dan pedoman yang jelas bagaimana mengukurnya.

Untuk pelaksanaan pembelajaran, guru belum menerapkan pendekatan saintifik dan masih terpusat pada guru. Pembelajaran dimulai dengan mengingat pelajaran yang lalu, tujuan pembelajaran juga tidak disampaikan. Guru lantas meminta siswa membentuk kelompok. Pada kegitan inti, guru membacakan teks laporan hasil observasi berjudul “Taman Nasional”. Secara lisan, guru meminta siswa menunjukkan struktur teks. Ketika guru berbicara (menjelaskan), siswa kurang memerhatikan dan kadang bermain namun responsif menjawab jika ditanya. Setelah selesai membahas struktur teks, guru meminta siswa bertanya, tidak ada siswa yang bertanya. Guru lalu memberi pertanyaan dan dijawab siswa, mirip acara cepat tepat. Sampai pada bagian ini, guru belum melakukan penilaian sikap. Guru lalu meminta siswa mengerjakan apa yang dibahas tadi di kertas selembar yaitu melengkapi kolom struktur teks. Pada bagian ini, saat siswa bekerja, guru lalu duduk di meja guru dan mengisi lembar penilaian observasi sikap.
Di akhir pelajaran, guru dan siswa sama-sama tidak menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu. Guru hanya meminta siswa mengumpulkan tugasnya.

Merujuk hasil temuan dari proses pembelajaran ON 1, guru pendamping membahas bersama dengan guru sasaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru sasaran tersebut dan dapat menentukan di bagian mana yang akan dilakukan perbaikan-perbaikan (hasil pendampingan terlampir).


2. Kegiatan Pendampingan ON 2
Untuk penyusunan RPP, guru sasaran sudah memperbaiki bagian yang masih kurang seperti menentukan indikator dari KD yang dipilih. Instrumen penilaian sikap sudah mencantumkan perilaku yang hendak diamati (tanggung jawab, disiplin, dan santun) disertai dengan indikator.

Untuk pelaksanaan pembelajaran, guru juga sudah mengubah gaya mengajarnya dengan menerapkan pendekatan saintifik. Pembelajaan dimulai dengan salam, mengingat pelajaran yang lalu, dan penyampaian tujuan pembelajaran hari ini. Guru lalu meminta siswa membentuk kelompok. Pada bagian mengamati, siswa diminta mengamati gambar yang dibagikan. Siswa diminta bertanya tentang isi gambar yang belum dipahami atau belum jelas siswa hanya bertanya jika guru mendekat ke kelompoknya. Pada bagian mencoba, siswa mengumpulkan informasi tentang gambar yang dilabeli terkait definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Siswa menalar berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan menuliskannya di kertas karton yang dibagikan guru. Guru sesekali mendekati siswa saat bekerja dan sesekali duduk di meja guru sambil mengobservasi sikap siswa. Pada bagian mengomunikasikan, secara bergiliran, perwakilan kelompok maju ke depan kelas sambil memperlihatkan pekerjaan mereka dan menjelaskan ke kelompok lain. Walau tak cukup waktu untuk menanggapi, namun kelompok lain merespon dengan tepuk tangan yang meriah.
Di akhir pelajaran, guru mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan itu.

Merujuk hasil temuan dari proses pembelajaran ON 2, guru pendamping membahas bersama dengan guru sasaran tentang pengalaman hari itu, dan berdiskusi mengenai pengonversian nilai berdasarkan tabel dan rumus yang ada.

DUKUNGAN DAN HAMBATAN
1. Dukungan
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik untuk sukses dalam menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan kehidupan di era globalisasi dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Ketika guru sasaran memberikan materi pelajaran, guru cukup menguasai materi dan selalu memberikan motivasi dan menstimulus siswa untuk lebih aktif bertanya maupun menjawab. Selain masih muda, guru sasaran juga relatif cerdas dan terbuka akan perubahan kurikulum serta mau belajar.

2. Hambatan
Kurikulum 2013 harus menitikberatkan pada pencapaian kompetensi sikap, ketarampilan, dan pengetahuan sebagai suatu keutuhan. Tidak memisahkan antara pendidikan akademik dan pendidikan karakter karena keduanya dipandang sebagai suatu keutuhan yang harus memberikan kemaslahatan bagi bangsa. Sementara dalam kurikulum sebelumnya, keterpaduan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, belum terakomodasi dengan baik. Demikian pula keterpaduan kompetensi perkembangan (nilai-nilai karakter, keseimbangan antara softskills dan hardskills, kewirausahaan, dan belajar aktif sesuai dengan tuntutan zaman). Kendati guru sasaran cukup menguasai materi pelajaran, namun buah kebiasaan sebelumnya belum bisa ditepis. Siswa nampak belum berani secara verbal mengungkapkan atau bertanya tentang sesuatu tanpa ditunjuk. Siswa hanya memiliki keberanian berkomunikasi secara ‘informal’, yaitu ketika guru mendekat ke arahnya atau ketika diminta oleh guru. Kebiasaan memberi pembelajaran tanpa melakukan penilaian berupa observasi sikap terhadap siswa juga masih tampak karena guru telah memiliki gaya mengajar dan pola pikir dalam mendidik yang cenderung tidak berubah, yakni berorientasi konten dan penyelesaian materi. Tugas guru tidak hanya mendidik siswa mampu menjawab pertanyaan, tetapi guru juga harus mampu membuat siswa mampu membuat pertanyaan. Karakter siswa yang terlihat cenderung pasif dan tak terbiasa berbahasa Indonesia merupakan hambatan yang perlu pemecahan serius dan strategi yang jitu. Latar belakang sebagai guru honorer membuat guru sasaran merasa terbatas ruang geraknya untuk aktif di kegiatan MGMP sehingga kadang ketinggalan informasi.

Sebelumnya: SMPN E
Selanjutnya: SMPN G
.
Jika berkenan mohon bantu subscribe channel admin, makasiiiihh!!